Minggu, 27 Juni 2021

Contoh Aksi Nyata dalam Menerapkan Disiplin Positif Murid

 

Refleksi Aksi Nyata Modul 1.4. Budaya Positif

 

1.1.  Latar Belakang

Pembentukan karakter membutuhkan proses yang lama dan panjang serta butuh konsistensi dari orang-orang sekitar. Pendidikan karakter dinilai paling efektif bila dipupuk saat anak bersekolah dasar selama 6 tahun. Tujuan utama dari pendidikan karakter juga bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menanam moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat. 

Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga yang punya kepentingan dalam pembentukan karakter anak, perlu membangun budaya positif. Namun, di tengah masa pandemi ini untuk membangun budaya positif di sekolah sangat sulit dilakukan karena tidak adanya kegiatan pembelajaran secara langsung di sekolah. Kegiatan pembelajaran hanya dapat dilakukan dengan cara daring dari rumah masing-masing. Oleh karena itu, peran orang tua dalam membimbing murid di rumah sangat diperlukan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.

 

1.2.  Deskripsi Aksi Nyata

            Dalam rencana aksi nyata yang dibuat sebelumnya, kegiatan dalam menumbuhkan sikap disiplin positif pada siswa akan dilakukan di dalam kelas. Tapi dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan di dalam kelas, karena belum adanya izin dari pihak dinas untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, kegiatan aksi nyata ini sedikit berubah dari apa yang direncanakan.  Namun tujuan dari kegiatan ini tetap sesuai dengan rencana yaitu menumbuhkan sikap disiplin positif siswa dengan melakukan kebiasaan baik di rumah dengan dibimbing oleh orang tua murid.

 Adapun perubahan linimasa yang saya lakukan dalam melaksanakan aksi nyata untuk menumbuhkan disiplin positif pada siswa adalah sebagai berikut :

  • Mengomunikasikan kepada orang tua tentang disiplin positif murid dengan melakukan kebiasaan baik di rumah.


Langkah awal yang saya lakukan adalah bekerjasama dengan orang tua murid untuk melakukan bimbingan dalam membiasakan kebiasaan baik di rumah untuk menumbuhkan disiplin positif pada murid. Melalui pesan WhatsApp dan telepon saya meminta orang tua datang ke sekolah untuk menjelaskan pentingnya disiplin positif pada murid.

 

  • Menyiapkan format laporan siswa dalam melakukan kebiasaan baik di rumah

Setelah menjelaskan apa yang harus dilakukan orang tua di rumah dalam membimbing murid melakukan kebiasaan baik, saya memberikan orang tua format laporan. Format ini berupa laporan kegiatan murid di rumah yang disertakan foto kegiatan dan ditanda tangani oleh orang tua. Selama proses pelaksanaan kegiatan ini, saya harus tetap menjalin komunikasi yang baik yang orang tua. Karena kegiatan ini dilaksanakan di rumah masing – masing siswa, maka perlu bimbingan dan pengawasan dari orang tua.


 Hambatan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada. Seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara daring sebelumnya, kendala akan komunikasi adalah hal yang tidak bisa dielakkan. Namun, motivasi dan antusias dari orang tua dalam membimbing murid di rumah sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat ketika orang tua yang datang sekolah. Banyak orang tua murid yang sangat respon dan mau membimbing murid. Selain itu, murid juga tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

 Dari bukti-bukti yang telah diserahkan orang tua kepada guru tentang kebiasaan-kebiasaan baik untuk menumbuhkan disiplin positif murid, terlihat bahwa murid sudah mampu melaksanakan dan membiasakan diri dari disiplin. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditunjukkan siswa diantaranya adalah terbiasa berdoa sebelum melakukan kegiatan misalnya sebelum makan dan sebelum belajar. Selain itu, murid juga disiplin dalam mengerjakan tugasnya di rumah, membantu orang tua dan rutin beribadah.

 

1.3.  Rencana Perbaikan

Dari kendala-kendala yang telah dikemukan diatas untuk rencana perbaikan kedepannya, saya akan terus berusaha menjalin komunikasi yang intensif dengan orang tua murid agar pembelajaran jarak jauh bisa terlaksana dengan baik. Selain itu, saya berharap pandemi cepat berlalu sehingga siswa bisa menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka sehingga aksi nyata akan bisa dilakukan lebih maksimal

Budaya Positif di Sekolah

 

Budaya Positif Sekolah

Selaku pendidik, mengembangkan budaya positif di sekolah menjadi hal yang sangat penting, dimulai dari membekali diri dengan melatih komunikasi. Guru harus bekerja sama dengan kepala sekolah serta orang tua dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, untuk membangun budaya positif  kita juga harus bisa mengembangkan visi bersama tentang apa yang ingin dicapai sekolah, yaitu dengan memulai melihat hal-hal positif yang sudah berhasil di sekolah.

 Budaya positif sangat berkaitan dengan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sehari-hari. Sebagai contoh ketika seorang murid melakukan kesalahan, hal pertama yang perlu kita pahami adalah alasan perilaku murid, dan untuk mengevaluasi apakah perilaku tersebut benar-benar layak mendapat tanggapan disiplin. Seringkali perilaku buruk dihasilkan dari faktor-faktor di luar kendali anak, seperti masalah transportasi, dan mendisiplinkan murid tidak akan menghilangkan perilaku itu. Di lain waktu,  murid membuat pilihan yang buruk berdasarkan kepercayaan yang salah. Misalnya, terkadang  murid tidak berusaha datang tepat waktu ke sekolah karena mereka tidak percaya bahwa ketepatan waktu itu penting. Keyakinan ini dapat dikoreksi melalui respons disipliner, menunjukkan bahwa keyakinan bisa diperbaiki.

 Hukuman berdampak buruk pada murid. Sehingga kita perlu berkomitmen untuk meninggalkan cara hukuman dalam pengajaran. Lantas bagaimana jika kita menumbuhkan disiplin tetapi kita merasa murid tidak mengikutinya? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dengan mengembangkan disiplin positif kepada anak. Disiplin positif adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati, tidak hanya bagi  murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua, guru, penyedia penitipan anak, pekerja muda, dan lainnya).

 Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Ketika kita berbicara sekolah sebagai institusi pembentukan karakter. Mari kita ingat kembali makna pendidikan sendiri dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara: “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”. Dari kutipan tersebut dapat kita pahami bahwa seorang gur perlu membangun komunitas sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. Tujuan utama dari pendidikan karakter juga bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menumbuhkan moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat.

Dalam membangun budaya positif, guru penggerak  mengingatkan sekolah harus secara sengaja dan sadar menyusun pendidikan karakter dan menyesuaikannya dengan kurikulum dan peraturan yang sebelumnya sudah dibentuk, cara mengajar, cara penilaian, budaya sekolah, dan relasi dengan orang tua. Sekolah yang mengembangkan pendekatan komprehensif ini membuat murid memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi, memahami, serta mengatur pemikiran, perasaan, dan perilaku mereka yang sesuai dengan nilai.

 Langkah pertama dalam menerapkan pendekatan disiplin positif adalah mengembangkan visi bersama tentang apa yang ingin dicapai sekolah. Dengan melihat hal-hal positif yang sudah berhasil di sekolah. Ini memberikan landasan untuk membangun visi bersama bagi komunitas sekolah yang berpusat pada diri murid dan pemberdayaannya.

Visi yang dikembangkan harus mendukung hal-hal berikut ini:


  • Penciptaan lingkungan belajar yang ramah murid di mana peserta didik, pendidik, dan orang tua merasa dihargai dan didukung; serta di mana peserta didik merasa bebas untuk mengekspresikan pandangan mereka dan didorong penuh untuk mencapai potensi yang mereka miliki.
  • Pengajaran dan penguatan positif yang bertujuan untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan peduli.
  • Strategi untuk mengurangi perilaku yang tidak dapat diterima yang melibatkan semua pemain peran yaitu, pendidik, orang tua, pelajar dan manajemen sekolah

Filosofi KHD : Seperti Planet, Murid itu Bergerak Sesuai Kecepatannya

 

Murid itu Seperti Planet, Bergerak Sesuai Kecepatannya, Namun Tak Pernah Berhenti.

Ditulis : Dwi Rahmawita, S.Pd

D

alam kegiatan belajar mengajar, guru merupakan pemegang peran yang sangat penting, kepada gurulah tugas dan tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus jadi contoh yang baik bagi murid, yang bisa jadi teladan bagi siswa. Seorang guru harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan agar murid tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran tersebut.


Untuk mencapai tujuan tersebut, tak jarang seorang guru membuat perencanaan pembelajaran yang menyenangkan menurut pandangan orang, bukan yang dirasakan oleh murid. Seorang guru kadang luput dengan makna sesungguhnya belajar itu sendiri. Guru kadang tidak menyadari bahwa pembelajaran yang menyenangkan menurutnya belum tentu bisa diterima oleh semua murid. Kita kadang lupa dengan kodrat anak dan kodrat zamanya. Kita sebagai guru kadang juga lupa bahwa murid mempunyai karakter yang berbeda. Sebagaimana filosofi KHD mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbiti matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing.

Seperti yang kita ketahui, di dalam sistem tata surya masing-masing planet mempunyai waktu yang berbeda dalam melakukan satu kali putaran. Ada yang lama, ada yang cepat. Kita juga tahu bahwa planet itu mempunyai keistimewaanya masing-masing. Misalnya, planet Venus disebut bintang kejora karena memiliki cahaya merah yang indah, namun begitu planet Venus juga disebut planet yang bandel. Ini disebabkan karena putaran rotasi planet Venus berkebalikan dengan planet lain. Kalau yang lain berputar berlawanan arah jarum jam, Venus justru searah jarum jam.

Dari filosofi tersebut, dapat kita pahami bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Kita tidak bisa menciptakan semua anak harus pintar matematika atau pintar membaca puisi. Ibarat tata surya, murid itu mempunyai garis edarnya sendiri. Mereka berkembang sesuai jamannya. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa mereka bergerak dengan kecepatannya masing-masing dan tak pernah berhenti.

Sebagai seorang guru kita  harus bisa menginspirasi untuk terus belajar dan menggali potensi serta menjadi teladan bagi siswa. Seorang guru harus bisa menuntun siswa untuk terus bergerak maju, menuntun siswa terus mengembangkan budi pekerti sesuai dengan kodratnya sebagai seorang anak dan menuntun siswa berpikir kritis sesuai dengan perkembangan zamannya. Mari kita kuatkan kolaborasi untuk anak-anak Indonesia menuju kualitas pendidikan yang semakin baik.


Pegelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Nyaman dan Menyenangkan

Ditulis Oleh : Dwi Rahmawita, S.Pd.


A. Fact (Peristiwa)

1.   Latar belakang

Lingkungan sekolah merupakan bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan akademik di sekolah. Prestasi belajar di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana anak-anak giat belajar dan dapat memahami pelajaran di sekolah, tapi kondisi lingkungan sekolah yang nyaman, bersih dan menyenangkan juga mendukung tumbuhnya prestasi murid di sekolah. Oleh karena itu, menjaga lingkungan sekolah agar tetap nyaman dan menyenangkan sangat penting dilakukan. Namun demikian, menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan bisa kita wujudkan dengan melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah serta dukungan dari komunitas praktisi di sekolah.

SD Negeri 195 Pekanbaru terletak di Jalan Tujuh Puluh Kelurahan Tuah Negeri Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Kawasan tersebut merupakan kawasan baru di daerah Kota Pekanbaru. SD Negeri 195 Pekanbaru memiliki halaman yang luas. Dalam upaya mengembangkan sekolah, warga sekolah di SD Negeri 195 Pekanbaru saling bekerja sama untuk mewujudkan visi dan program yang menjadi tujuan bersama. Pihak sekolah berusaha untuk tetap berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait atau pemangku kepentingan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah, yaitu pembelajaran yang berpihak kepada murid. Kepala sekolah dan guru terus menjalin komunikasi yang baik dengan murid, orang tua dan masyarakat. Pihak sekolah juga berusaha untuk tetap melibatkan orang tua murid dan masyarakat dalam merencanakan perubahan yang positif.

Terjalinnya hubungan yang baik antara sekolah dengan pemangku kepentingan merupakan modal utama dalam membuat program ini. Dengan adanya kerjasama yang baik maka program menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan dapat dilaksanakan.

2.  Yang Dilakukan dalam Aksi Nyata

Dalam melaksanakan program menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a.   Membuat rencana dan menyusun program.

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, hal pertama yang dilakukan adalah membuat rencana dan menyusun program. Rencana dibuat dengan menggunakan tahapan BAGJA sehingga program yang dihasilkan lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan yang benar-benar berpihak kepada murid. Selain itu, rencana ini juga dianalisis menggunakan analisis manajemen risiko agar program yang akan dilaksanakan bisa dikelola dengan baik oleh warga sekolah.

 

b.  Mengajukannya program tersebut kepada kepala sekolah

Program yang telah dibuat dan disusun dengan baik, kemudian diajukan kepada kepala sekolah untuk dianalisa dan disetujui. Kepala sekolah sangat setuju dengan rancangan yang dibuat, namun kepala sekolah tetap memberikan beberapa masukan dan revisi tentang pelaksanaan kegiatan ini agar program yang sudah dirancang benar-benar sesuai dengan tujuannya yaitu program yang berdampak pada murid. Kepala sekolah menekankan bahwa pentingnya komunikasi yang baik antara guru dan komunitas praktisi karena program ini sangat tergantung pada peran serta orang tua dan murid.

 

 

c.    Mengadakan sosialisasi kepada orang tua murid tentang program yang akan dilaksanakan

 


 Setelah program didiskusikan dan disetujui oleh kepala sekolah, langkah selanjutnya adalah mengadakan sosialisasi kepada orang tua murid. Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang orang tua murid ke sekolah. Sosialisasi ini juga dihadiri oleh kepala sekolah dan majelis guru dengan tetap melakukan protokol kesehatan. Antusias orang tua murid terhadap terlaksananya program ini sangat baik. Hal ini tampak pada persentase kehadiran orang tua menghadiri undangan yang disampaikan. Selain itu, selama kegiatan sosialisasi, orang tua juga sangat aktif dalam menanggapi dan memberikan saran agar kegiatan ini berjalan dengan baik.

 

 3.  Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil dari aksi nyata pelaksanaan program menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan ini adalah sebagai berikut :

-     Terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman serta menyenangkan untuk mendukung proses pembelajaran dengan ditanaminya pohon-pohon sebagai pelindung dan sumber belajar.


 -     Murid memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam memelihara lingkungan sekolah. Misalnya menjaga kebersihan sekolah, merawat tanaman yang ada di sekolah dan tanaman yang akan ditanam.



 

-     Peran aktif  orang tua serta kerja sama yang baik antar warga sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan dengan menyediakan bibit dan pupuk atau menyumbangkan tenaganya untuk gotong royong dan menanam pohon di sekolah.




 

B. Feeling (Perasaan)


 Dalam melaksanakan aksi nyata dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan ini, saya merasa bangga dengan kemajuan kerjasama yang terjalin antara pemangku kepentingan, baik itu kepala sekolah, guru, orang tua dan murid. Saya juga merasa terharu dan senang dengan antusias orang tua yang berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan ini. Mereka rela meluangkan waktu ditengah kesibukan untuk hadir dan ikut bekerja sama menanam pohon dan membersihkan halaman sekolah. Selain itu, orang tua murid juga dengan senang hati ikut menyumbangkan beberapa bibit pohon serta kayu yang digunakan untuk pagar. Saya juga sangat berterima kasih kepada kepala sekolah dan majelis guru yang bersemangat melaksanakan kegiatan ini, sehingga kegiatan ini dapat dikelola dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

 C. Finding (Pembelajaran)

Ada beberapa murid yang tidak disiplin melakukan kegiatan ini sehingga mempengaruhi anak yang lain. Hal ini disebabkan karena sikap alami anak yang sering mencontohi apa yang mereka lihat. Oleh karena itu sebagai guru, kita perlu memberikan teladan dan contoh yang baik dalam upaya meningkatkan rasa peduli dan tanggung jawab.

Beberapa orang tua tidak bisa hadir dalam melakukan kegiatan gotong royong karena suatu alasan. Namun, mereka tetap ikut melibatkan diri dalam kegiatan dengan mengirimkan konsumsi dan beberapa peralatan atau bahan-bahan yang diperlukan.

D.  Future (Penerapan ke Depan)

Kegiatan ini akan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh orang tua murid dan pemangku kepentingan lainnya dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif yang berdampak pada murid.

 

RPP KSE Berdiferensiasi

  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN   Satuan Pendidikan       : SD Negeri 195 Pekanbaru Kelas / Semester           :   VI /Genap...